Pendidikan

SOSOK IBU

SOSOK IBU

(penulis: Enry Sulistyorini,S.Pd)

Dalam Islam, ibu memperoleh perhargaan yang lebih utama jika dibandingkan ayah. Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW saat ditanya oleh seorang sahabat.
Dalam Hadis Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, “Siapakah orang yang paling utama mendapat perlakuan yang baik?”, Nabi menjawab, “Ibumu”. “Sesudah itu?” Nabi mengatakan, “Ibumu”. “Lalu setelah itu?”. Nabi sekali lagi menegaskan, “Ibumu”. “Kemudian?”. Baru Nabi mengatakan, “ayahmu”.

Pernyataan Nabi di atas merupakan penjelasan dari QS Luqman ayat 14 yang berbunyi, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang, ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang terus semaki lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”.

Sebutan “Ibu” tidak hanya berlaku pada orang tua wanita saja, namun juga berlaku untuk semua wanita, seperti guru, ibu angkat, tetangga bahkan kepada semua wanita yang sudah menikah.

Mengapa wanita mendapatkan tempat istimewa, hingga diberikan hari khusus sebagai “Hari Ibu” ? Sepenting apakah ibu? Bahkan Nabi Muhammad sendiripun memberikan tempat yang khusus untuk seorang ibu ?

Perjalanan wanita untuk menjadi seorang Ibu setelah menikah, memberikan sebuah kisah berat yang harus dilalui sebagai kodratnya yang tidak bisa digantikan laki-laki manapun. Inilah mengapa seorang ibu mulia di mata Allah (QS. Al-Ahqaaf: 15),  Mengandung selama 9 bulan, melahirkan dengan penuh rasa sakit dan perjuangan bertaruh nyawa, hingga menyusui. Selesaikah urusan wanita dalam urusan kodratnya ? Urusan kodrat bisa saja dianggap selesai, namun urusan psikologis dan tanggung jawabnya dalam rumah tangga masih terus berlangsung hingga akhir hayatnya.

Seorang Ibu  sebagai sosok teladan yang mulia (QS. Maryam: 32) masih harus membimbing anak-anaknya sejak bayi hingga dewasa. Dan seorang ibu tetaplah seorang ibu meski ia sudah memiliki cucu dan cicitnya. Peran ibu masih berlangsung untuk memberikan cinta kasih sepanjang hayat, tanpa menunggu diminta.

Cinta Ibu tidak lagi bisa diperdebatkan, Kasih Ibu tidak bisa dihitung, Sayang Ibu tidak perlu diragukan lagi, Kesetiaan Ibu dalam mencintai dan mendidik anak-anaknya tidak akan mampu terbalaskan. Inilah kebanggan seorang yang disebut “Ibu” sosok yang Kuat (QS. Luqman: 14). Semoga semua wanita akan menjadi Ibu yang bisa dibanggakan sesuai kodrat, tanggung jawabnya, dan rasa keibuannya.

Dan sebagai seorang anak wajib mengingatnya bahwa Ibu wajib untuk dibahagiakan (Shahih: HR. Abu Dawud (no. 2528), Wajib untuk dihormati (HR. Bukhari: 5971), Haram untuk disakiti (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407), ridhlanya adalah ridhla Allah (Adabul Mufrod no. 2), Doanya mustajab (Hasan: HR. Al-Bukhari), Jalan pahala (QS. Al Baqarah: 233),  Tidak boleh mendapatkan perlakuan kasar (QS. Al Isra: 23)

SELAMAT HARI IBU

Hanya bakti dan doaku yang bisa kuberikan untuk mengiringi perjuanganmu Ibu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *